"Fiona."
panggil gue suatu pagi di kelas. Cewe berambut sebahu dengan pipi chubby itu
menoleh ke gue.
"Udah
ngerjain tugasnya Pak Sam belum? Gue nggak bisa nih yang nomer terakhir."
lanjut gue. Si Fiona yang dasarnya cewe lugu menurut gitu aja dengan pertanyaan
palsu gue. Dia pergi ke bangkunya, ngambil bukunya, dan mulai bercuap-cuap ala
juri Indonesian Idol.
Gue
cengo.
Mortalitas,
natalitas, agnas monicas, dan entah apa lagi istilah absurd yang menjejali gendang
telinga gue. Mumpung belum keracunan, buru-buru gue mengalihkan pembicaraan.
"Loe
pinter banget, ya. Gue nggak ngerti tuh padahal." puji gue dengan jadiin
diri gue sendiri sebagai pembandingnya. Fiona ketawa cekikikan. Dan gue
mengasumsikannya dengan Fiona lagi tersipu malu.