Title : Wizard Friends
Genre : Fantasy, Friendsip
Author : @EPriskila
Editor : @ariek_andini
Image : @ariek_andini
--------------------------------------------------
Pagi hari yang indah. Matahari
bersinar hingga cahayanya menembus cela di antara jarak-jarak dedaunan pohon
yang tumbuh dengan lebat. Burung-burung beterbangan dari satu dahan pohon ke
dahan lainnya.
Pohon yang tumbuh dengan lebat
dan hanya menyisakan jalan-jalan sempit. Tumbuh lebat hingga terlihat
seperti labirin raksasa yang tiada akhir dan siap membuat siapapun yang masuk
ke dalamnya tersesat. Tapi tidak dengan mereka yang tinggal ditengah hutan ini.
Terlihat dua buah rumah yang tidak terlalu besar dan hanya dipisahkan oleh
sebuah taman kecil dengan 4 buah besar menghiasinya.
Kesunyian danketenangan pagi itu
langsung saja hilang begitu terdengar sebuah pertengkaran yang terjadi antara
dua pemilik rumah itu.
‘BUGH’
Bunyi hantaman tangan menggema di
tengah pepohonan.
“Za! Stop! Loe jangan lanjutin
lagi...!!” kata seorang gadis cantik berambut panjang kecoklatan sambil
memegang tangan temannya yang sudah melayang hampir memukuli wajah pria di
depannya.
“Tapi, Ella.. Gue gak bisa biarin
mereka terus menganggap remeh dan menjelekkan kita!” balas Reza
“Gue tau niat loe baik. Tapi, loe
jangan main hakim sendiri.” Tukas Ella sambil melepas genggaman tangannya.
“tapi, El..” kata Reza terlihat
tidak setuju dengan perkataan gadis yang kini berdiri di hadapannya.
“Please, Za! Gue mohon loe ngertiin
gue..” kata Ella.
Reza memundurkan kakinya. Ia
menatap tajam laki-laki yang ada di depannya.
“Thanks, Za..”bisik Ella
tersenyum ke arah Reza. Ia lalu mendekati laki-laki yang terjerembab di
depannya. Rona biru menyeruak di wajah laki-laki itu usai mendapat bogam keras
tangan Reza.
“Loe nggak apa-apa ‘kan?!”tanya
Ella.
“Udah deh! Loe gak perlu sok perhatian sama
gue! Gue tau loe juga benci kan sama kita?!” sahut laki-laki itu ketus
Ella terhenyak.
“Nggak, Bis, kalau loe pikir gue benci sama
kalian dan hany aberpura-pura perhatian sama kalian, loe salah, Bisma. Gue gak
pernah mikir kayak gitu..” balas Ella dengan mata mulai berlinang.
“Loe bisa aja mikir bahwa loe bisa bohongin
gue dan yang lainnya dengan sandiwara loe. Tapi sayangnya loe gak akan pernah
lebih dari itu. Karena loe sama aja kaya anggota kelompok loe yang lainnya…”
tukas Bisma. Ia merengkuh dagunya yang kemerahan.
“Woii!! Loe kalau bicara jangan sembarangan!” bentak
Reza.
Bisma hanya diam dan menatap Ella dan Reza dengan tatapan jijik
“Gak perlu banyak omong deh.. mendingan
sekarang kalian pergi.. atau kalian belum puas gangguin kita dan selalu membuat
kekacauan disini?!” tiba-tiba sebuah suara menyahut dari belakang.
“It’s okay! Kalau itu mau kalian.. gue akan
pastiin ini adalah terakhir kalinya gue gangguin kalian..” kata Ella langsung
berlari memasuki. Dengan air mata yang terus mengalir membasahi wajahnya, Ella
berlarimemasuki rumahnya dan menghilang dari pandangan Reza yang menatap
kepergian Ella dengan perasaan sedih.
“Loe udah keterlaluan, Bis! Loe dan
teman-teman loe!!” bentak Reza, “Asalkan loe tau, Bis, kalau bukan karena Ella,
mungkin gue udah ngancurin kalian semua! ” lanjut Reza.
Ia kemudian berlari meninggalkan
Bisma dan menyusul Ella memasuki rumah.
Air memang dikenal mampu
mematikan api. Tapi entah dengan dua kelompok remaja ini. Harus menggunakan air
macam apa agar permusuhan antara mereka berdua reda.
Tinggal di rumah yang
berdampingan, dan hampir setiap hari bertatap muka, dua kelompok remaja pemilik
kekuatan magis ini tetap tidak bisa menyatu. Mereka justru menggunakan kekuatan
yang mereka warisi dari guru mereka untuk saling serang satu sama lain.
Sore itu Ella dan teman-temannya
berjalan menyisiri setapak menuju ruang terbuka. Sudah menjadi rutinitas di
dalam kelompoknya untuk melatih sihir yang ada di dalam diri mereka secara
periodik. Ruang terbuka adalah tempat yang paling tepat untuk menyalurkan
energi mereka.
Ella, Reza dan ketiga temannya
yang lain menghentikan langkahnya. Dilihatnya Bisma tengah berdiri di tempat
tujuan mereka sendirian. Bisma terlihat fokus mengayunkan tangannya ke atas ke
bawah. Dia berlatih sihir juga rupanya.
“Ya udah, kita latihan di tempat lain aja..” kata
Ella mengajak teman-temannya yang mulai jengkel melihat keberadaan Bisma di
sana.
‘BUGH’ tiba-tiba sebuah pukulan
melayang ke hidung Reza. Dia terpelanting ke belakang.
“Woii! Ngapain loe mukul gue?! Nyari masalah
loe sama gue?!” bentak Reza.
“Anggap itu pembalasan dari gue untuk kejadian
kemaren..” balas Bisma tersenyum sinis. Belum sempat Reza membalas pukulan dari
Bisma, terlihat Bisma siap memukuli Reza (lagi).
“Stoop..” teriak Ella emosi.
“kalian kaya anak-anak aja sih?! Melakukan
sesuatu tanpa berpikir..” lerai Dicky.
“DIAM AJA DEH LOE.. JANGAN SOK NASEHATIN GUE..
ATAU LOE MAU GUE TUTUP MULUT LOE?!” sahut Bisma mengepalkan tangannya ke arah
Dicky.
“LOE YANG DIAM, BIS..” bentaj Ella tegas.
“Heh, cewe cengeng.. diem aja deh loe.. dari
pada nanti loe nangis lagi..” ejek Bisma.
“Jadi loe ngeremehin gue?!”kata Ella emosi
sehingga wajahnya yang putih sekarang menjadi merah.
“Menurut loe?!” tantang Bisma.
”aaarrgghh..” Ella yang mulai terbawa
emosi akhirnya hanya berdiri diam dan memejamkan matanya, mungkinberusaha
mencari ketenangan.
“MAKSUD LOE APA?! LOE UDAH MUKULIN REZA DAN
SEKARANG LOE GANGGUIN ELLA.. MAU LOE SEBENARNYA APAAN SIH?!”sekarang Alexa yang
terbawa emosi karena melihat sahabatnya, Ella yang diremehkan Bisma.
Bisma tidak menjawab. Dia
tersenyum tipis.
“Karena gue senang liat kalian kacau,
marah-marah gakjelas, dan kalau bisa gue mau liat kalian berkelahi satu sama
lain..” bisik Bisma di telinga Alexa.
“Loe??!” Bentak Alexa tertahan. Ia menggelar
tangannya yang putih dan bersiap menampar Bisma. Namun keburu dicegah oleh
Ella.
“Loe udah keterlaluan,Bis! Mungkin gue cengeng,
tapi itu dulu..!!” kata Ella penuh penekanan, dan saat itu juga Reza, Alexa,
Ilham, Dicky, dan Rangga tertawa.
“Tontonan asyik nih..” kata Reza menyikut
Ilham.
“Dia belum tau kekuatan Ella yang sangat
hebat..” kata Ilham
“Bahkan akan lebih meningkat saat dia marah..”
lanjut Rangga
“Tapi, gue khawatir sama Ella..”kata Alexa
“Loe gak perlu khawatir.. kita sama-sama tau
koq, Ella gak selemah itu..” hibur Dicky.
Alexa hanya mengangguk
Kejadian yang begitu cepat
terjadi. Angin yang cukup kencang muncul begitu saja dan awan mendung menutupi
langit yang cerah, perlahan Ella melangkah mendekati Bisma yangberdiri di teras
rumahnya dengan tatapan kosong karena kesadarannya sudah digantikandengan emosi
yang mengendalikan dirinya.
‘Brruak’
Dalam sekejap mata, Bisma
terlempar ke depan rumahnya. Tubuhnya menghantam tanah dengan keras. Beberapa
pot bunga roboh di sekitar tubuhnya.
“Ssshhh..” Bisma mencoba berdiri. Ia menggigit
bibirnya menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.
Ella mengerjapkan matanya. Ia
tersentak kaget. Didapatinya Bisma telah tertaih-tatih di depan sana dengan
darah mengucur di sudut bibirnya. Tatapan emosi di matanya menghilang. Berganti
kemudian menjadi tatapan penuh penyesalan. Apa yang sudah ia lakukan pada
Bisma?
Ella membalikkan badannya.
Menahan gejolak hatinya, ia masuk ke dalam rumah diikuti Rangga,Alexa, Reza,
Dicky dan Ilham.
Ella merebahkan badannya di sofa
dengan lemas. Pikirannya masih kalang kabut dengan keadaan Bisma yang
tertangkap matanya barusan. Suasana rumah hening. Masing-masing orang sibuk
dengan pikirannya masing-masing.
“Tapi mereka pasti gak akan berani mengganggu
kita lagi..apalagi setelah Bisma liat gimana kalau Ella marah..” komentar Dicky.
“Ahahah.. seharusnya bukan Cuma Bisma, tapi
akan lebih menyenangkan kalau yang lain juga melihatnya..” timpal Reza.
“Tapi apa benar?! Apa kita harus tertawa
disaat mereka terluka?!” sahut Alexa. Matanya kosong menatap perapian.
“Tidak ada yang benar dalam situasi ini..” kata
Ella dengan mata tertutup dan masih duduk bersandar di sofa. Dicky, Reza, dan
Alexa yangmendengarnya hanya menatap Ella dengan tatapan bingung, saat itu juga
Ella membuka matanya.
“Apa kalian masih bisa tertawa saat melihat
orang lain jadi korban amarah gue?!”kata Ella menatap ketiga temannya.
“Lho?! Kenapa loe yang nyesel?! Bukannya yang
seharusnya mikir itu mereka?! Udah berulang kali mereka nyari masalah sama
kita.. jadi gak ada salahnya kan mereka merasakan akibat perbuatan mereka?!”
kata Reza tidak setuju dengan perkataan Ella.
“Cepat atau lambat kita harus hidup
berdampingan dan meniadakan ego kita, Za. Ingat itu! Ingat pesan guru kita, kita
harus hidup berdampingan, karena suatu hari akan terjadi peperangan..” kata
Ella sambil berdiri dari duduknya dan melangkahkan kaki menuju kamarnya.
“Ella kenapa sih kok jadi aneh gitu?!”tanya
Dicky kepadaAlexa tapi bukannya mendapat jawaban Alexa justru menyusul Ella ke
kamarnya.
------------------------------------------
Bersambung ke part two ... !!!
kak ariek ttp the best pokoknya :)
BalasHapus