19 September 2013

(Cerbung SMASH) - Wizard Friends / Part One

Title : Wizard Friends
Genre : Fantasy, Friendsip
Author : @EPriskila
Editor : @ariek_andini
Image : @ariek_andini

--------------------------------------------------

          Pagi hari yang indah. Matahari bersinar hingga cahayanya menembus cela di antara jarak-jarak dedaunan pohon yang tumbuh dengan lebat. Burung-burung beterbangan dari satu dahan pohon ke dahan lainnya.

          Pohon yang tumbuh dengan lebat  dan hanya menyisakan jalan-jalan sempit. Tumbuh lebat hingga terlihat seperti labirin raksasa yang tiada akhir dan siap membuat siapapun yang masuk ke dalamnya tersesat. Tapi tidak dengan mereka yang tinggal ditengah hutan ini. Terlihat dua buah rumah yang tidak terlalu besar dan hanya dipisahkan oleh sebuah taman kecil dengan 4 buah besar menghiasinya.

          Kesunyian danketenangan pagi itu langsung saja hilang begitu terdengar sebuah pertengkaran yang terjadi antara dua pemilik rumah itu.

          ‘BUGH’

           Bunyi hantaman tangan menggema di tengah pepohonan.

           “Za! Stop! Loe jangan lanjutin lagi...!!” kata seorang gadis cantik berambut panjang  kecoklatan sambil memegang tangan temannya yang sudah melayang hampir memukuli wajah pria di depannya.

           “Tapi, Ella.. Gue gak bisa biarin mereka terus menganggap remeh dan menjelekkan kita!” balas Reza

           “Gue tau niat loe baik. Tapi, loe jangan main hakim sendiri.” Tukas Ella sambil melepas genggaman tangannya.

            “tapi, El..” kata Reza terlihat tidak setuju dengan perkataan gadis yang kini berdiri di hadapannya.

             “Please, Za! Gue mohon loe ngertiin gue..” kata Ella.

              Reza memundurkan kakinya. Ia menatap tajam laki-laki yang ada di depannya.

              “Thanks, Za..”bisik Ella tersenyum ke arah Reza. Ia lalu mendekati laki-laki yang terjerembab di depannya. Rona biru menyeruak di wajah laki-laki itu usai mendapat bogam keras tangan Reza.

              “Loe nggak apa-apa ‘kan?!”tanya Ella.

               “Udah deh! Loe gak perlu sok perhatian sama gue! Gue tau loe juga benci kan sama kita?!” sahut laki-laki itu ketus
              Ella terhenyak.

               “Nggak, Bis, kalau loe pikir gue benci sama kalian dan hany aberpura-pura perhatian sama kalian, loe salah, Bisma. Gue gak pernah mikir kayak gitu..” balas Ella dengan mata mulai berlinang.

               “Loe bisa aja mikir bahwa loe bisa bohongin gue dan yang lainnya dengan sandiwara loe. Tapi sayangnya loe gak akan pernah lebih dari itu. Karena loe sama aja kaya anggota kelompok loe yang lainnya…” tukas Bisma. Ia merengkuh dagunya yang kemerahan.

               “Woii!! Loe kalau bicara jangan sembarangan!” bentak Reza.

              Bisma hanya diam  dan menatap Ella dan Reza dengan tatapan jijik

               “Gak perlu banyak omong deh.. mendingan sekarang kalian pergi.. atau kalian belum puas gangguin kita dan selalu membuat kekacauan disini?!” tiba-tiba sebuah suara menyahut dari belakang.

               “It’s okay! Kalau itu mau kalian.. gue akan pastiin ini adalah terakhir kalinya gue gangguin kalian..” kata Ella langsung berlari memasuki. Dengan air mata yang terus mengalir membasahi wajahnya, Ella berlarimemasuki rumahnya dan menghilang dari pandangan Reza yang menatap kepergian Ella dengan perasaan sedih.

               “Loe udah keterlaluan, Bis! Loe dan teman-teman loe!!” bentak Reza, “Asalkan loe tau, Bis, kalau bukan karena Ella, mungkin gue udah ngancurin kalian semua! ” lanjut Reza.

              Ia kemudian berlari meninggalkan Bisma dan menyusul Ella memasuki rumah.

              Air memang dikenal mampu mematikan api. Tapi entah dengan dua kelompok remaja ini. Harus menggunakan air macam apa agar permusuhan antara mereka berdua reda.

              Tinggal di rumah yang berdampingan, dan hampir setiap hari bertatap muka, dua kelompok remaja pemilik kekuatan magis ini tetap tidak bisa menyatu. Mereka justru menggunakan kekuatan yang mereka warisi dari guru mereka untuk saling serang satu sama lain.

              Sore itu Ella dan teman-temannya berjalan menyisiri setapak menuju ruang terbuka. Sudah menjadi rutinitas di dalam kelompoknya untuk melatih sihir yang ada di dalam diri mereka secara periodik. Ruang terbuka adalah tempat yang paling tepat untuk menyalurkan energi mereka.

              Ella, Reza dan ketiga temannya yang lain menghentikan langkahnya. Dilihatnya Bisma tengah berdiri di tempat tujuan mereka sendirian. Bisma terlihat fokus mengayunkan tangannya ke atas ke bawah. Dia berlatih sihir juga rupanya.

               “Ya udah, kita latihan di tempat lain aja..” kata Ella mengajak teman-temannya yang mulai jengkel melihat keberadaan Bisma di sana.

               ‘BUGH’ tiba-tiba sebuah pukulan melayang ke hidung Reza. Dia terpelanting ke belakang.

               “Woii! Ngapain loe mukul gue?! Nyari masalah loe sama gue?!” bentak Reza.

               “Anggap itu pembalasan dari gue untuk kejadian kemaren..” balas Bisma tersenyum sinis. Belum sempat Reza membalas pukulan dari Bisma, terlihat Bisma siap memukuli Reza (lagi).

               “Stoop..” teriak Ella emosi.

               “kalian kaya anak-anak aja sih?! Melakukan sesuatu tanpa berpikir..” lerai Dicky.

               “DIAM AJA DEH LOE.. JANGAN SOK NASEHATIN GUE.. ATAU LOE MAU GUE TUTUP MULUT LOE?!” sahut Bisma mengepalkan tangannya ke arah Dicky.

               “LOE YANG DIAM, BIS..” bentaj Ella tegas.

               “Heh, cewe cengeng.. diem aja deh loe.. dari pada nanti loe nangis lagi..” ejek Bisma.

               “Jadi loe ngeremehin gue?!”kata Ella emosi sehingga wajahnya yang putih sekarang menjadi merah.

               “Menurut loe?!” tantang Bisma.

              ”aaarrgghh..” Ella yang mulai terbawa emosi akhirnya hanya berdiri diam dan memejamkan matanya, mungkinberusaha mencari ketenangan.

               “MAKSUD LOE APA?! LOE UDAH MUKULIN REZA DAN SEKARANG LOE GANGGUIN ELLA.. MAU LOE SEBENARNYA APAAN SIH?!”sekarang Alexa yang terbawa emosi karena melihat sahabatnya, Ella yang diremehkan Bisma.

              Bisma tidak menjawab. Dia tersenyum tipis.
               “Karena gue senang liat kalian kacau, marah-marah gakjelas, dan kalau bisa gue mau liat kalian berkelahi satu sama lain..” bisik Bisma di telinga Alexa.

               “Loe??!” Bentak Alexa tertahan. Ia menggelar tangannya yang putih dan bersiap menampar Bisma. Namun keburu dicegah oleh Ella.

               “Loe udah keterlaluan,Bis! Mungkin gue cengeng, tapi itu dulu..!!” kata Ella penuh penekanan, dan saat itu juga Reza, Alexa, Ilham, Dicky, dan Rangga tertawa.

               “Tontonan asyik nih..” kata Reza menyikut Ilham.

               “Dia belum tau kekuatan Ella yang sangat hebat..” kata Ilham

               “Bahkan akan lebih meningkat saat dia marah..” lanjut Rangga

               “Tapi, gue khawatir sama Ella..”kata Alexa

               “Loe gak perlu khawatir.. kita sama-sama tau koq, Ella gak selemah itu..” hibur Dicky.

                 Alexa hanya mengangguk

                 Kejadian yang begitu cepat terjadi. Angin yang cukup kencang muncul begitu saja dan awan mendung menutupi langit yang cerah, perlahan Ella melangkah mendekati Bisma yangberdiri di teras rumahnya dengan tatapan kosong karena kesadarannya sudah digantikandengan emosi yang mengendalikan dirinya.

               ‘Brruak

              Dalam sekejap mata, Bisma terlempar ke depan rumahnya. Tubuhnya menghantam tanah dengan keras. Beberapa pot bunga roboh di sekitar tubuhnya.

               “Ssshhh..” Bisma mencoba berdiri. Ia menggigit bibirnya menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

              Ella mengerjapkan matanya. Ia tersentak kaget. Didapatinya Bisma telah tertaih-tatih di depan sana dengan darah mengucur di sudut bibirnya. Tatapan emosi di matanya menghilang. Berganti kemudian menjadi tatapan penuh penyesalan. Apa yang sudah ia lakukan pada Bisma?

              Ella membalikkan badannya. Menahan gejolak hatinya, ia masuk ke dalam rumah diikuti Rangga,Alexa, Reza, Dicky dan Ilham.

               Ella merebahkan badannya di sofa dengan lemas. Pikirannya masih kalang kabut dengan keadaan Bisma yang tertangkap matanya barusan. Suasana rumah hening. Masing-masing orang sibuk dengan pikirannya masing-masing.
               “Tapi mereka pasti gak akan berani mengganggu kita lagi..apalagi setelah Bisma liat gimana kalau Ella marah..” komentar Dicky.

               “Ahahah.. seharusnya bukan Cuma Bisma, tapi akan lebih menyenangkan kalau yang lain juga melihatnya..” timpal Reza.

               “Tapi apa benar?! Apa kita harus tertawa disaat mereka terluka?!” sahut Alexa. Matanya kosong menatap perapian.

               “Tidak ada yang benar dalam situasi ini..” kata Ella dengan mata tertutup dan masih duduk bersandar di sofa. Dicky, Reza, dan Alexa yangmendengarnya hanya menatap Ella dengan tatapan bingung, saat itu juga Ella membuka matanya.

               “Apa kalian masih bisa tertawa saat melihat orang lain jadi korban amarah gue?!”kata Ella menatap ketiga temannya.

               “Lho?! Kenapa loe yang nyesel?! Bukannya yang seharusnya mikir itu mereka?! Udah berulang kali mereka nyari masalah sama kita.. jadi gak ada salahnya kan mereka merasakan akibat perbuatan mereka?!” kata Reza tidak setuju dengan perkataan Ella.

               “Cepat atau lambat kita harus hidup berdampingan dan meniadakan ego kita, Za. Ingat itu! Ingat pesan guru kita, kita harus hidup berdampingan, karena suatu hari akan terjadi peperangan..” kata Ella sambil berdiri dari duduknya dan melangkahkan kaki menuju kamarnya.


               “Ella kenapa sih kok jadi aneh gitu?!”tanya Dicky kepadaAlexa tapi bukannya mendapat jawaban Alexa justru menyusul Ella ke kamarnya.

------------------------------------------

Bersambung ke part two ... !!!

1 komentar: