20 September 2013

(Cerbung SMASH) - Wizard Friends / Part Two

Title : Wizard Friends
Genre : Fantasy, Friendsip
Author : @EPriskila
Editor : @ariek_andini
Image : @ariek_andini

--------------------------------------------------

               “Cepat atau lambat kita harus hidup berdampingan dan meniadakan ego kita, Za. Ingat itu! Ingat pesan guru kita, kita harus hidup berdampingan, karena suatu hari akan terjadi peperangan..” kata Ella sambil berdiri dari duduknya dan melangkahkan kaki menuju kamarnya.

               “Ella kenapa sih kok jadi aneh gitu?!”tanya Dicky kepadaAlexa tapi bukannya mendapat jawaban Alexa justru menyusul Ella ke kamarnya.

              Sesampainya di kamarnya, Ella langsung menghampiri meja kayu kecil yang berada di samping tempat tidurnya dan membuka sebuah kotak yang berwarna hitam. Nampak beberapa helai surat tersimpan di dalamnya. Ella mengambil salah satunya lalu duduk di atas ranjangnya. Salah satu surat yang ditinggalkan gurunya untuk dibaca sebagai pesan-pesan terakhirnya atau setidaknya itulah yang seharusnya. Tapi Ella lebih menganggapnya sebagai petunjuk untuk menjalani hidup.
    
Hidup yang indah dan sempurna bukan dilihat dari diri kita yang sempurna, tapi hidup kita akan lebih berguna jika kita menggunaka kelebihan dan kekurangan melengkapi kelebihan dan kekurangan orang lain..


             ‘TOK TOK TOK’

              Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Muncul Alexa dari balik pintu. Ia menghampiri Ella perlahan.

               “El, loe kenapa sih?! Loe ada masalah?!”tanya Alexa sambil mengelus punggung sahabatnya, berharap bisa menenangkannya.

               “Lexa, menurut loe apa maksud pesan terakhir guru??” tanya Ella saat menyadari kedatangan Alexa. Sedangkan Alexa yang mendengar pertanyaan dari sahabatnya langsung menurunkan tangannya dari punggung Ella.

               “Ella.. jadi loe bersikap aneh kaya gini karena mikirin isi surat ini lagi?!” kata Alexa karena sering melihat sahabatnya sering bertingkahaneh seperti ini. Tapi bukannya mendapat jawaban Ella hanya diam saja dan tidak menanggapi perkataan Alexa.

               “OK, karena loe menanyakan hal ini untuk kesekian kalinya, jadi untuk kesekian kalinya gue jawab.. loe akan nemuin jawabannya..sendiri..” jawab Alexa dengan nada jengkel.

              “Maafin gue, Lexa. Tapi kalau boleh jujur gue bingung banget. Gue bingung pilihan apa yang harus gue ambil, gue ingin mengikuti nasihat guru, tapi di sisi lain gue gak bisa bikin kalian kecewa sama gue..”kata Ella mulai menangis.

               “El, gue tau loe bimbang. Tapi loe harus memilih salah satu yang menurut loe terbaik..” jawab Alexa.

               “Tapi apa elo setuju dengan apa pun pilihan gue?! Apa yang lain bisa nerima keputusan gue?!” tanya Ella.

               “Gue selalu ngedukung apa pun keputusan loe, selama menurut loe itu adalah keputusan terbaik. Tapi kalau masalah mereka, hanya waktu yang bisa ngejawab El..” jawab Alexa tersenyum kepada sahabatnya.

               “Mungkin gue butuh waktu..” kata Ella dan diikuti anggukan dari Alexa

# # # # # # # # # # # #

              Tak terasa seminggu sudah berlalu sejak pertemuan terakhir dengan kelompok penyihir Elfaxiux. Dan selama seminggu juga Ella lebih banyak menggunakan waktu untuk menyendiri untuk memikirkan keputusan yang akan dia ambil nantinya.

              Pagi ini Ella keluar dari kamarnya dengan wajah yang lebih bersemangat meskipun sedikit karaguan terpancar dari matanya. Saat itu juga dia langsung melangkahkan kaki ke arah ruang keluarga mengingat kelompok Alfaxiux lebih sering menggunakan ruang keluarga untuk menghabiskan waktu bersama

               “Good morning, Ella.” sapa Alexa yang sedang duduk di sofa bersama Rangga yang duduk dengan santai sambil membaca buku.
               “Morning too, Alexa.”kata Ella membalas sapaan Alexa.

               “Kalian lagi ngapain?! Kok kayanya asik banget?!” tanya Ella langsung mengambil posisi duduk di samping Alexa.

               “Eh elo, La.. gue kirain siapa..” kata Rangga yang baru tersadar dari kegiatannya membaca buku.

               “Hehehe.. sorry deh, Ngga kalau gue ganggu ketenangan loe..” kata Ella cengengesan.

               “La, jadi loe udah ngambil keputusan?! Terus apa keputusan loe?!”bisik Alexa karena memang tidak ingin di ketahui Rangga.

              Ella menganggukkan kepalanya pelan dengan ekspresi yang sulit ditebak, Alexa yang duduk di sampingnya terus menatap Ella dan mengharapakan jawaban pertanyaan yang lebih jelas.

               “Gue udah ngebuat keputusan..” kata Ella terlihat tidaksepenuhnya menyadari perkataannya karena tatapan matanya yang menerawang entah ke mana.

               “Dan keputusan loe…”Alexa tidak meneruskan kalimatnya.

               “Gue akan mengikuti pesan terakhir guru. Gue akan berusaha menerima mereka, tapi....” Ella terlihat ragu melanjutkan perkataannya. Sedangkan Alexa menunggu Ella melanjutkan dengan penuh penasaran.

               “Tapi, gue nggak tau apa yang bisa membuat gue bisa berteman dengan mereka.... ” lanjut Ella.

               “Mungkin menurut loe ini aneh. Tapi, jujur gue kurang yakin bisa berteman dengan mereka. Loe tau sendiri, selama ini hubungan kelompok Alfaxiux dan kelompok Elfaxiux gak pernah berdamai.. Karena itu gue takut apa mereka bisa nerima gue sebagai teman mereka?! Apa kita bisa berteman?! Gencatan senjata?!” kata Ella menjelaskan ketakutannya, sedangkanAlexa yang mengerti dengan ketakutan Ella hanya bisa menatapnya dengan prihatin dan berusaha menghiburnya.

               “Semua butuh waktu, La. Elo harus yakin pada saatnya semua pertanyaan loe akan terjawab..” kata Alexa bijak sambil tersenyum.

               “Kalian bicara apa sih dari tadi?! Koq bisik bisik gitu?!” tanyaRangga mengalihkan pandangannya ke arah Alexa dan Ella yang duduk di sampingnya.

               “Eh, gak apa kok, Ngga. Nanti juga loe tau sendiri..” jawab Alexa sambil tersenyum ke arah Rangga.

               “Aneh..”gumam Rangga. Ia mengalihkan wajahnya.

             # # # # # # # #

              Tidak ada yang tidak mungkin demi kebersamaan dan perdamaian. Guru yang mewariskan kekuatan untuk mereka tidak pernah mengharap perpecahan seperti ini. Ella hanya ingin teman-temannya mewujudkan keinginan guru besar mereka. dan bukan saling serang dengan kekuatan yang mereka miliki.

              Tapi entahlah. Niat baik dan suci tidak pernah mulus menggapai cahaya.

               “Jadi maksud loe, loe memilih menjadi pengkhianat demi mereka?!” sergah Dicky.

              Ella diam menunduk. Tidak ada yang bisa ia katakan. Teman-temannya justru menatapnya tajam begitu ia mengutarakan keinginannya.

              Berkhianat? Siapa yang berkhianat?

               “La, sebenarnya apa sih yang ada di pikiran loe?!”tanya Reza.

               “Gue kecewa, La sama loe.. gue pikir loe bisa ngertiin keadaan kita.. ternyata, gak...” tambah Ilham, sedangkan yang lain memilih untuk diam.

              Hening.

               “Ella, loe sabar ya. Mereka kayak gini karena gak ngerti maksud kamu yang tulus..” bisik Alexa yang duduk di samping Ella. Tapi bukannya berhenti menangis, Ella malah semakin terisak.

              “ Sebentar ya, gue tinggal dulu. Loe duduk di sini aja dulu, gue cuman sebentar..” pamit Alexa dan beranjak dari duduknya.  Ia memberikan kode kepada teman-temannya untuk mengikutinya, alhasil hanya Ellayang masih duduk di sofa dengan kepala masih tertunduk.

               “Guys, kalian kenapa sih?!” tanya Alexa berbisik.

               “Maksud loe kenapa apanya?!”tanya Rangga balik bertanya.

               “Kalian. Kenapa kalian tega marah marah sama Ella?!” tanya Alexa berharap mendapat pertanggungjawaban atas perbuatan teman-temannya.

               “Lho?! Emang bener kan, Lexa? Dia itu pengkhianat..” jawabReza.

               “Dia tega bikin keputusan sedangkan dia juga tau kita bermusuhan udah sejak lama..” lanjut Ilham.

               “Okay! Kalian bener dalam hal kita yang udah bermusuhan sejak lama. Tapi, apa kalian tau alasan Ella mengambil keputusan itu?!” kata Alexa.

               “Maksud loe?! Emang kenapa Ella bersikap kaya gini?!” tanya Reza tidak mengerti.

               “Ck. Munafik loe.. tadi aja loe semangat banget nyudutin Ella, sekarang loe nunjukin sifat sok peduli loe..” kata Alexa menanggapi pertanyaan Reza sinis.

               “Tapi, Lexa.....” belum selesai Reza berbicara terlihat Alexa sudah membalikkan badannya ingin meninggalkan mereka. Seketika Reza mencengkeram tangan Alexa dan mencegahnya pergi.

               “Lepasin.. gue..!!” kata Alexa menyentakkan tangannya dan membalikkan badannya untuk menatap Reza dengan tatapan marah.

               “Jujur, Za.. gue kecewa sama loe.. loe ngaku diri loe teman Ella sejak lama tapi sekarang loe bikin Ela nangis dan masih nyari alasan untukmembenarkan perbuatan loe.. kalian juga Ilham, Dicky.. dan untu loe, Ngga.. loe bilang diri loe kakaknya Ella tapi keyataannya?! Loe biarin Ella nangis.. “ tukas Alexa sambil menatap satu per satu pria yang berdiri di hadapannya.

               “Dan satu lagi, kalian salah paham! Jadi gue saranin kalian minta maaf sama Ella.” kata Alexa meninggalkan keempat temannya.

# # # # # # # # # #

              Angin sore semilir berhembus dari barat. Udara sore jernih menyejukkan cakrawala. Perlahan Ella menutup matanya dan merasakan belaian angin di wajahnya. Ia tidur terbaring di tengah rumput hijau. Melepas semya beban masalah di otaknya.

               “Gue cariin kemana-mana ternyata loe ada di sini..” Tiba-tiba sebuah suara muncul dari belakang. Gadis itu mendekati Ella lalu ikut berbaring di sampingnya.

               “Loe ngapain nyari gue?” tanya Ella pada gadis itu.

              Hening. Sejenak keduanya sama-sama diam.

               “Gue mau nanya sama loe, menurut loe apa yang akan terjadi kalau seandainya gue lebih memilih untuk mengikuti keinginan gue?! Keinginan untuk memihak mereka..” tanya Ella meminta pendapat gadis yang berbaring disebelahnya, Alexa.

               “Keputusan ada di tangan loe. Loe bebas memilih apa yang menurut loe terbaik, dan gue akan mendukung loe karena loe adalah sahabat gue.” kata Alexa mengalihkan pandangannya ke arah Ella.

               “Meskipun loe akan di jauhi kelompok loe sendiri?!” tanya Ella mengalihkan pandangannya ke arah Alexa dengan kening mengkerut.

              Alexa tersenyum.

               “Thanks, Lexa. Loe selalu bisa ngertiin gue..” kata Ella membalas senyuman Alexa. Suasana kembali hening saat keduanya menatap ke arah langit dan tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.

----------------------------------------------

Bersambung ke part 3

--------------------------------------
Cerbung SMASH 2013
--------------------------------------

1 komentar:

  1. kakak emang top markotop :D suka sama cerita-ceritanya kakak dari yg ustad keren-keren

    BalasHapus