8 November 2013

(Cerbung SMASH) "Menatap Flamboyan" / part 4




Judul : Menatap Flamboyan
Author : Fitri Fauziya
Editor : @ariek_andini
Genre : Romantic
Cover : @ariek_andini
Cast :
- Rangga Moela
- Eriska Rein
- Dicky Prasetyo
- Danita 'Princess'



       "Nangis aja sesukamu kalau itu membuat kamu tenang." kata Dicky menenangkan Danita yang sedang menangis sesegukan yang kini duduk disampingnya.

       Danita pun menghapus air matanya dengan sapu tangan pemberian Dicky, lalu mengangkat wajahnya dan menghela napas panjang seperti tidak mau ada air mata lagi yang jatuh.

       "Kamu sudah lebih tenang sekarang?" tanya Dicky, Danita hanya tersenyum kecil.

       "Kalau boleh tau, dia siapa?" tanyanya lagi. Lagi-lagi Danita menghela napas panjang.

       "Pacarku."

       Pacar? Sungguh? Gadis yang kini ia kagumi dan harapkan sudah punya pacar? Tapi kenapa dia setega itu pada Danita?

       "Tapi kenapa dia mau pukul kamu?" tanya Dicky semakin penasaran.

       Ternyata Danita dan Ilham sudah saling kenal hampir dua tahun sejak Danita masuk ke SMAnya sekarang, Ilham adalah seniornya. Mereka mulai berhubungan sejak 5 bulan lalu, awalnya Ilham memang sangat baik dan romantis. Perubahan Ilham mulai terlihat setelah 2 bulan masa pacaran dan ibunya meninggal, dan yang membuat Ilham semakin terpukul ialah ketika ayahnya menikah lagi setelah empat hari ibunya dimakamkan.

       "Sejak saat itu sifat Ilham jadi berubah, dia jadi tempramental. Setiap kemarahaannya pasti dia lampiaskan padaku, dia akan marah banget kalau aku gak nurut apa katanya." mata Danita berlinang lagi tapi cepat-cepat ia menghapus air matanya agar tidak menetes.

       "Jadi kamu sering dapat perlakuan seperti tadi selama hampir 3 bulan?" Danita hanya menunduk sambil memberi Dicky anggukan kecil.

       "Kenapa kamu gak putusin dia saja?" tanyanya lagi.

       "Karena aku yakin dia ajan berubah seperti dulu lagi."

       Itulah yang sering disarankan Feby, 'putuskan Ilham!' setiap kali Danita menangis di hadapannya, dan jawabannya selalu sama yaitu 'Ilham akan berubah'.

       "Tapi kapan? Nunggu setelah tubuh kamu bengap-bengap dan kamu sakit-sakitan lalu masuk rumah sakit, dia baru sadar?" tanya Dicky beruntun setengah emosi, gereget karena selama ini Danita rela orang lain memukulinya dan ia diam saja.

       Danita menatap wajah Dicky dengan tatapan sendu.

       "Maaf." baru kenal Dicky sudah menyarankan yang macam-macam, tapi ia tidak merasa ada yang salah dengan perkataannya, hanya tak tega Danita jadi pelampiasan kemarahan orang lain dan dia diam saja, hanya itu.

       "Iya. Tapi entahlah, Dicky. Aku bingung." Danita menunduk lagi. Bingung? Tak perlu bingung, putuskan Ilham, jauhi dia dan selesai, itu yang ada di pikiran Dicky.

       Dicky pun tak ingin menambah kesedihan dan kegalauan hati Danita. Ia teringat sesuatu dalam tasnya.

       "Ini.." Dicky menyodorkan sebatang cokelat yang di kemas rapi pada Danita, dia mendongak.

       "Cokelat manis untuk gadis manis."

       Danita terlihat senang menerima coklat dari Dicky. Dicky juga lega, belum memakan coklatnya saja sudah senang, apa karena pujiannya? Pujian? Itu bukan pujian tapi memang ia lontarkan dari hati. Biarlah, Dicky senang melihat Danita tak sedih lagi.

       "Kata orang kalau makan coklat disaat sedih atau bad mood, pasti kembali segar."

       "Aku gak mungkin makan ini sendirian sementara ada orang disamping aku." Danita mematahkan sebagian coklatnya lalu memberikannya pada Dicky.

       "Kamu gak mau gendut sendiri, ya?" seloroh Dicky.

       Danita tertawa, senang rasanya melihat senyumnya lagi.

       Mereka semakin dekat sejak saat itu. Tanpa Ilham ketahui, Danita dan Dicky sering belajar bersama karena seangkatan, kurikulum pelajarannya pun tak jauh beda meskipun berbeda sekolah.

       Tak jauh berbeda dengan dua sejoli itu, Rangga dan Eriska pun juga semakin dekat.

***********

       Langit yang tadinya oranye kini memendar gelap. Sejam yang lalu matahari sudah tenggelam. Angin malam yang segar merasuk ke dalam ruang depan rumahnya melalui pintu yang terbuka. Membelai lembut kulit Eriska yang tengah duduk di tengah sofa di sana.

       Kreekk...

       Terdengar suara pintu dibuka. Eriska meruncingkan pendengarannya.

       "Tante..?" panggil Eriska memastikan.

       "Eris, kamu gak takut sakit? biarin pintu terbuka, anginnya masuk tau." balas seseorang bersuara pecah nan berat.

       Eriska mengernyitkan dahinya. Bukan tantenya? Siapa? Dicky?

       "Ibu kamu ada kan? Aku mau antar ini, puding buatan ibuku."

       "Ibu ada kok, masuk aja."

       "Kamu lagi ngapain?" tanya Dicky setelah memberikan pudingnya pada ibu Eriska dan melihat Eriska memainkan kelopak-kelopak bunga plastik.

       "Aku cuma bayangin aja bentuk bunga ini." Jawab Eriska.

       Miris. Dicky melihati Eriska setengah kasihan.

       "Emm, kayaknya itu bunga yang ku berikan kemarin?" tanya Dicky melihat bunga yang digenggam Eriska. Itu bunga yang dibelikan oleh Danita.

       "Oh, ya?" Eriska balik bertanya, Dicky pun tiba-tiba teringat pada Danita kala melihat bunga itu, ia senyum-senyum sendiri. Hening.

       "Dicky, kamu masih disini?"

       Namun tak ada jawaban dari Dicky.

       "Dickyy." panggil Eriska sambil memukul sofa yang ia duduki hingga membuyarkan lamunan Dicky.

       "Kamu kok pukul sofanya sih? Kaget tau!"

       "Habis dari tadi aku panggil kamu, malah diam. Kamu kenapa?"

       "Enggak, tiba-tiba aku ingat aja sama Danita."

       Danita lagi? Dicky sudah sering menceritakannya.

       "Kamu tau gak? Tadi Danita telpon aku, dia minta ketemuan di taman besok. Aku jadi gak sabar, kenapa mesti di taman segala? Padahal pulang sekolah selalu ketemu."

       Lagi! Sekali lagi suara Dicky terdengar penuh semangat begitu cerita tentang Danita. Dimulai dari kesamaannya yang sama-sama suka novel karangan JK Rowling, hingga kesamaannya yang suka olahraga air, Dicky bercerita panjang lebar tentang Danita.

       Lalu bisa apa? Eriska hanya bisa menyimak dengan bibir tertahan. Hanya Danita kah? Lalu dia yang selama ini selalu berada di dekat Dicky tak lagi mendapat tempat, begitu?

********************
Bersambung ke part 5



Tidak ada komentar:

:a   :b   :c   :d   :e   :f   :g   :h   :i   :j   :k   :l   :m   :n   :o   :p   :q   :r   :s   :t Add smileys to Blogger +

Posting Komentar